SPBU 66.0624 Batu Nanta Viral Mobil Bermuatan Jerigen,


Foto : Kendaraan Bermuatan Jerigen


Melawi Kalbar - Dugaan penyimpangan distribusi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kembali mencuat di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Aktivitas mencurigakan tersebut diduga terjadi di SPBU 66.0624 yang berlokasi di Desa Batu Nanta, Kecamatan Belimbing.

Berdasarkan dokumentasi yang diperoleh awak media pada Mei 2025, terlihat adanya aktivitas distribusi BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite menggunakan jeriken dalam mobil, yang kuat diduga tidak sesuai dengan peruntukan BBM subsidi. Praktik ini disinyalir sudah berlangsung lama dan menjadi pemandangan yang lazim di SPBU tersebut.

Seorang warga Batu Nanta yang identitasnya diminta untuk dirahasiakan mengungkapkan kepada media bahwa praktik distribusi menggunakan jeriken sudah menjadi hal yang biasa di SPBU 66.0624.

"Kalau pendistribusian yang menggunakan jeriken di mobil di SPBU ini sudah biasa, Bos. Sudah bukan peristiwa yang aneh lagi. Setiap kali ada pasokan BBM, pasti seperti itu," ujarnya.

 Akibat aktivitas para spekulan tersebut, masyarakat sering kesulitan memperoleh BBM bersubsidi di siang hari karena stoknya sudah habis sejak pagi.

"Makanya SPBU di sini kalau siang jarang buka karena BBM-nya sudah habis dikuras oleh para spekulan yang menggunakan mobil penuh jeriken," tambahnya.

Saat ditanya soal pengawasan dari instansi terkait seperti Pertamina, warga tersebut mengaku tidak pernah melihat adanya petugas yang datang ke lokasi.

"Sepengetahuan saya tidak pernah ada pihak pengawas datang ke SPBU. Mungkin itu sebabnya para spekulan merasa leluasa. Tidak tahu saya dibawa ke mana BBM itu," ujarnya.

Ia juga menyampaikan kekecewaan masyarakat yang merasa dirugikan akibat praktik tersebut. Kelangkaan BBM di SPBU membuat warga terpaksa membeli BBM di kios-kios pengecer dengan harga tinggi, jauh di atas harga subsidi yang ditetapkan pemerintah.

 "Jelas masyarakat merasa dirugikan. Seharusnya kami bisa mendapatkan BBM bersubsidi dengan harga yang wajar, tapi nyatanya selalu kosong. Akhirnya kami beli ke kios dengan harga mahal. Masyarakat jadi korban permainan pihak SPBU dan spekulan. Mereka yang untung, kami yang menanggung," tuturnya dengan nada kecewa.

Lebih lanjut, berharap agar pihak berwenang segera melakukan pengecekan langsung ke lapangan dan menindak tegas segala bentuk penyimpangan distribusi BBM subsidi.

"Kami minta pihak berwenang melakukan tindakan tegas. BBM bersubsidi seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat, bukan dimonopoli oleh spekulan. Mohon ini jadi perhatian serius, kasihan masyarakat yang benar-benar berhak menikmati BBM bersubsidi," pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak media masih berusaha untuk mengkonfirmasi keterangan dari manajemen SPBU 66.0624 di Desa Batu Nanta, namun belum berhasil mendapatkan tanggapan resmi

// red.tim

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama